Rabu, 09 Januari 2013

ASKEP EFUSI PLEURA


  1. PENGERTIAN
Efusi adalah jumlah cairan neuron purulen yang berlebihan dalam rongga pleura antara lapisan visealis dan parietalis. Selain cairan dapat terjadi penumpukan pus atau  darah. Efusi pleura yang membentuk pus disebut empiema. Jika cairan pleura mengandung darah disebut Hemotorak.
 
  1. ETIOLOGI
Efusi pleura sebagai akibat terakumulasinya cairan pleura atau efusi pleura dapat terjadi akibat penyakit atau trauma seperti gagal jantung kongestif, neoplasma, infeksi, trombo emboli, kardiovaskuler dan kumunologis Kelebihan cairan dapat berkumpul pada proses penyakit Neoplastik, trombo emboli, kardiovaskuler dan infeksi ini disebabkan oleh sedikitnya empat mekanisme dasar
a.       Peningkatan takanan Hidrostatik / kapiler sub pleura limfotik
b.      Penurunan tekanan osmotic koloid plasma
c.       Peningkatan tekanan intra pleura pada atelektasis
d.      Adanya inflamasi / peradangan / neoplastik pleura

     C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan dan protein dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler.
Pleura parientalis dan viseralis letaknya berdekatan satu sama lain dan dipisahkan oleh selaput tipis serosa {10 –20 }yang merupakan cairan pelumas antara kedua pleura tersebut .
Gambar 4.1 Effusi Pleura

Efusi plera seringkali dibagi dalam kategori eksudat dan transudat Umumnya penyakit radang dan yang berakibat destruksi jaringan menghasilkan eksudat dengan berat jenis diatas 1,017 ,dengan banyak protein dan dehidrogenase asam laknat {LPH}.
Sedangkan transudat terjadi akibat penyakit gagal jantung kongestif dan hipoproteinemia karena adanya peningkatan tekanaan vena pulmonalis.
Kadar protein < 3,5 / dl dan LDH < 200 Unit Berkumpulnya transudat yang disebut Hidrotoraks.
Gambar 4.2 Foto Thorak Effusi Pleura

Bila efusi pleura itu mengandung materi purulen disebut Empisema dan bila akhirnya berakibat fibrosis dari paru dan dinding thoraks disebut fibrothorak.
Bila cairan pleura mengandung darah disebut Hemothorak .Manifestasi klinis tergantung kecepatan effusi , bila effusi cepat seperti pada hemothorak timbul tanda dan gejala kehilangan darah dan pergeseran letak mediastinum .
Sedangkan pada effusi plura lambat rongga pleura dapat terisi cairan sampai 2000  cc cairan . pada umumnya terdapat gejala dispnea , kelainan analisis gas darah , sianosis , distensi vena juguralis.

Perbedaan transudat dan eksudat
Transudat
Eksudat
Warna lebih jernih 
Warna keruh
Mengandung protein < 39%
Mengandung protein >39%
Percobaan rivalta (-)
Percobaan rivalta (+)
Berat jenis < 1,016
Berat jenis >1,06
Mengandung sel mesoteloid
Mengandung sel-sel radang seperti (leukosit, Limpfosit, makrofag) kuman-kuman
     














   PATHWAY
Trauma thorak, gagal jantung kongestif, hipoproteinema, TBC, Ca paru
 
 


                                                                           

 


























  1. MANIFESTASI KLINIS
Kerusakan pleura merupakan suatu gejala yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita. Keluhan yang sering didapat adalah berupa sesak nafas ,rasa berat dada serta keluhan gejala lain dari penyakit dasarnya seperti bising jantung (pada payah jantung), lemas yang prokonektif disertai BB turun (pada Neoplasma), batuk yang kadang berdarah pada perokok (karsinoma Bronkhus), tumor di organ lain (pada metastatis), demam febris (pada TBC), demam mengigil (pada epindema), banyak keringat, asites (pada serosis hepatis).

  1. PENGKAJIAN FOKUS
Akan diperoleh data sbb:
a.       Biodata
b.      Riwayat kesehatan meliputi:
1.      Keluhan utama
sesak nafas, rasa berat pada dada
2.      Riwayat kesehatan sekarang
3.      Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya pasien pernah menderita penyakit pernapasan
4.      Riwayat kesehatan keluarga
Adanya salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit pernapasan
c.   Pemeriksaan Fisik
Lemah, kesadaran kompos metis, BB menurun, suara dullness, sesak nafas.
d.   Data penunjang
                         Pemeriksaan laboratorium, foto ronggent, terapi pengobatan.



  1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
    1. Tidak efektifnya pola pernafasan b.d. penurunan ekspansi paru akibat adanya akumulasi cairan dalam rongga perut .
    2. Potensial terjadinya infeksi b.d. adanya luka akibat tindakan invasive (pemasangan WSD)
    3. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. adanya luka akibat tindakan invasive (pemasangan WSD)
    4. Gangguan mobilitas fisik b.d. keterbatasan aktifitas
    5. Kurang pengetahuan b.d. kurangnya informasi tentang proses dan penatalaksanaan penyakitnya.

  1. INTERVENSI
Prioritaas masalah pada pasien efusi pleura:
A.  Tidak efektifnya jalan nafas b.d penurunan ekspansi paru akibatnya adanya akumulasi cairan dalam rongga pleura.     
Tujuan:
Pola pernafasan menjadi efektif setelah dilaksanakan tindakan perawatan
Kriteria hasil:
1.      Respirasi 18 –24 x /menit
2.      Tidak ada tanda –tanda sianosis
3.      Pasien mengatakan sesak nafas berkurang / hilang
Rencana Tindakan:
1.      Monitor kedalaman respirasi
2.      Latih pasien nafas dalam
3.Pantau TTV
4.Berikan obat –obatan sesuai anjuran dokter
5.Bantu pasien untuk menggambil posisi yang nyaman




B. Potensi terjadinya infeksi b.d adanya luka akibat tindakan invasive (pemasangan WSD).
Tujuan :
Infeksi tidak terjadi setelah dilaksanakan tindakan perawatan
Kriteria Hasil:
Tidak ada tanda-tanda infeksi (kemerahan, nyeri, suhu meningkat)
Rencana tindakan:
1.   Kaji adanya tanda –tanda infeksi
2.   Monitor peningkatan suhu
3.   Ganti balut dengan kasa betadin steril setiap hari
4.   Beri Anti biotic sesuai anjuran dokter

C.  Gangguan rasa aman b.d adanya luka akibat tindakan invasive
 Tujuan:
 Nyeri berkurang / hilang setelah dilakukan tindakan perawatan
 Kriteria hasil:
 Pasien mengatakan nyerinya berkurang / hilang
 Rencana tindakan:
a.       Jelaskan proses terjadinya nyeri
b.      Anjurkan pasien untuk batuk dan nafas dalam
c.       Bantu pasien melakukan gerakan
d.      Anjurkan pada pasien untuk membalut / menahan daerah pemasanggan WSD ketika batuk dan nafas dalam

D.  Intoleransi aktifitas  sehubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan:
Pasien mampu melaksanakan aktifitas sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil:
Tidak ada kontraktur, tidak ada statis vena .pasien tahu gerakan –gerakan yang sebaiknya dilakukan.

Rencana tindakan:
a.       Latih pasien secara aktif dan pasif ROM pada lengan dan bahu
b.      Dorong pasien untuk melatih gerakan kedua kaki
c.       Ambulasi pasien sesuai program

E. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses dan         penatalaksanaan penyakitnya.
Tujuan:
Pasien mengerti tentang penyakitnya setelah dilakukan tindakan perawatan.
Kriteria hasil:
Pasien tidak sering bertanya yang mencerminkan kecemasan, pasien mengerti tentang proses dan penatalaksanaan.
Rencana tindakan:
a.       Jelaskan pada pasien mengenai prosedur penatalaksanaan penyakitnya.
b.      Ajarkan dan anjurkan pasien untuk batuk dan nafas dalam.
c.       Berikan kesempatan pasien untuk melakukan perawatan dirinnya sendiri.
d.      Diskusikan dengan pasien tentang gejala effusi pleura.
e.       Diskusikan dengan pasien mengenai penggobatan yang dilakukan .
                   






Tidak ada komentar: