- PENGERTIAN
Efusi adalah
jumlah cairan neuron purulen yang berlebihan dalam rongga pleura antara lapisan
visealis dan parietalis. Selain cairan dapat terjadi penumpukan pus atau darah. Efusi pleura yang membentuk pus
disebut empiema. Jika cairan pleura mengandung darah disebut Hemotorak.
- ETIOLOGI
Efusi pleura sebagai akibat terakumulasinya cairan pleura
atau efusi pleura dapat terjadi akibat penyakit atau trauma seperti gagal
jantung kongestif, neoplasma, infeksi, trombo emboli, kardiovaskuler dan
kumunologis Kelebihan cairan dapat berkumpul pada proses penyakit Neoplastik,
trombo emboli, kardiovaskuler dan infeksi ini disebabkan oleh sedikitnya empat
mekanisme dasar
a. Peningkatan takanan Hidrostatik /
kapiler sub pleura limfotik
b.
Penurunan tekanan osmotic koloid plasma
c. Peningkatan tekanan intra pleura
pada atelektasis
d.
Adanya inflamasi / peradangan / neoplastik pleura
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan dan protein
dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk secara lambat
sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler.
Pleura
parientalis dan viseralis letaknya berdekatan satu sama lain dan dipisahkan
oleh selaput tipis serosa {10 –20 }yang merupakan cairan pelumas antara kedua
pleura tersebut .
Gambar 4.1 Effusi Pleura
Efusi
plera seringkali dibagi dalam kategori eksudat dan transudat Umumnya penyakit
radang dan yang berakibat destruksi jaringan menghasilkan eksudat dengan berat
jenis diatas 1,017 ,dengan banyak protein dan dehidrogenase asam laknat {LPH}.
Sedangkan
transudat terjadi akibat penyakit gagal jantung kongestif dan hipoproteinemia
karena adanya peningkatan tekanaan vena pulmonalis.
Kadar protein < 3,5 / dl dan
LDH < 200 Unit Berkumpulnya transudat yang disebut Hidrotoraks.
Gambar 4.2
Foto Thorak Effusi Pleura
Bila efusi
pleura itu mengandung materi purulen disebut Empisema dan bila akhirnya
berakibat fibrosis dari paru dan dinding thoraks disebut fibrothorak.
Bila
cairan pleura mengandung darah disebut Hemothorak .Manifestasi klinis
tergantung kecepatan effusi , bila effusi cepat seperti pada hemothorak timbul
tanda dan gejala kehilangan darah dan pergeseran letak mediastinum .
Sedangkan
pada effusi plura lambat rongga pleura dapat terisi cairan sampai 2000 cc cairan . pada umumnya terdapat gejala
dispnea , kelainan analisis gas darah , sianosis , distensi vena juguralis.
Perbedaan
transudat dan eksudat
Transudat
|
Eksudat
|
Warna lebih
jernih
|
Warna keruh
|
Mengandung
protein < 39%
|
Mengandung
protein >39%
|
Percobaan
rivalta (-)
|
Percobaan
rivalta (+)
|
Berat jenis
< 1,016
|
Berat jenis
>1,06
|
Mengandung sel
mesoteloid
|
Mengandung sel-sel radang
seperti (leukosit, Limpfosit, makrofag) kuman-kuman
|
PATHWAY
|
- MANIFESTASI KLINIS
Kerusakan
pleura merupakan suatu gejala yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita.
Keluhan yang sering didapat adalah berupa sesak nafas ,rasa berat dada serta
keluhan gejala lain dari penyakit dasarnya seperti bising jantung (pada payah
jantung), lemas yang prokonektif disertai BB turun (pada Neoplasma), batuk yang
kadang berdarah pada perokok (karsinoma Bronkhus), tumor di organ lain (pada
metastatis), demam febris (pada TBC), demam mengigil (pada epindema), banyak
keringat, asites (pada serosis hepatis).
- PENGKAJIAN FOKUS
Akan diperoleh data sbb:
a.
Biodata
b.
Riwayat kesehatan meliputi:
1.
Keluhan utama
sesak nafas,
rasa berat pada dada
2.
Riwayat kesehatan sekarang
3.
Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya pasien pernah
menderita penyakit pernapasan
4.
Riwayat kesehatan keluarga
Adanya salah satu anggota keluarga yang menderita
penyakit pernapasan
c. Pemeriksaan Fisik
Lemah, kesadaran kompos
metis, BB menurun, suara dullness, sesak nafas.
d. Data penunjang
Pemeriksaan laboratorium, foto
ronggent, terapi pengobatan.
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Tidak
efektifnya pola pernafasan b.d. penurunan ekspansi paru akibat adanya
akumulasi cairan dalam rongga perut .
- Potensial
terjadinya infeksi b.d. adanya luka akibat tindakan invasive (pemasangan
WSD)
- Gangguan
rasa nyaman nyeri b.d. adanya luka akibat tindakan invasive (pemasangan
WSD)
- Gangguan
mobilitas fisik b.d. keterbatasan aktifitas
- Kurang
pengetahuan b.d. kurangnya informasi tentang proses dan penatalaksanaan
penyakitnya.
- INTERVENSI
Prioritaas masalah
pada pasien efusi pleura:
A. Tidak efektifnya jalan nafas b.d penurunan
ekspansi paru akibatnya adanya akumulasi cairan dalam rongga pleura.
Tujuan:
Pola pernafasan
menjadi efektif setelah dilaksanakan tindakan perawatan
Kriteria hasil:
1.
Respirasi 18 –24 x /menit
2.
Tidak ada tanda –tanda sianosis
3. Pasien mengatakan sesak nafas berkurang /
hilang
Rencana
Tindakan:
1.
Monitor kedalaman respirasi
2.
Latih pasien nafas dalam
3.Pantau TTV
4.Berikan obat –obatan sesuai anjuran dokter
5.Bantu pasien untuk menggambil posisi yang
nyaman
B.
Potensi terjadinya infeksi b.d adanya luka akibat tindakan invasive (pemasangan
WSD).
Tujuan :
Infeksi tidak terjadi setelah
dilaksanakan tindakan perawatan
Kriteria Hasil:
Tidak ada tanda-tanda
infeksi (kemerahan, nyeri, suhu meningkat)
Rencana tindakan:
1.
Kaji adanya tanda –tanda infeksi
2.
Monitor peningkatan suhu
3. Ganti balut dengan kasa betadin steril
setiap hari
4.
Beri Anti biotic sesuai anjuran dokter
C. Gangguan rasa aman b.d adanya luka akibat
tindakan invasive
Tujuan:
Nyeri berkurang / hilang setelah dilakukan tindakan perawatan
Kriteria hasil:
Pasien mengatakan nyerinya berkurang / hilang
Rencana tindakan:
a.
Jelaskan proses terjadinya nyeri
b. Anjurkan pasien untuk batuk dan nafas
dalam
c.
Bantu pasien melakukan gerakan
d. Anjurkan pada pasien untuk membalut /
menahan daerah pemasanggan WSD ketika batuk dan nafas dalam
D.
Intoleransi aktifitas sehubungan
dengan kelemahan fisik
Tujuan:
Pasien mampu melaksanakan
aktifitas sesuai dengan kemampuannya
Kriteria
hasil:
Tidak ada kontraktur, tidak
ada statis vena .pasien tahu gerakan –gerakan yang sebaiknya dilakukan.
Rencana tindakan:
a. Latih pasien secara aktif dan
pasif ROM pada lengan dan bahu
b. Dorong pasien untuk melatih gerakan kedua
kaki
c.
Ambulasi pasien sesuai program
E.
Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses dan penatalaksanaan penyakitnya.
Tujuan:
Pasien mengerti tentang
penyakitnya setelah dilakukan tindakan perawatan.
Kriteria
hasil:
Pasien tidak sering
bertanya yang mencerminkan kecemasan, pasien mengerti tentang proses dan
penatalaksanaan.
Rencana tindakan:
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur
penatalaksanaan penyakitnya.
b. Ajarkan dan anjurkan pasien untuk batuk
dan nafas dalam.
c. Berikan kesempatan pasien untuk melakukan
perawatan dirinnya sendiri.
d. Diskusikan dengan pasien tentang gejala
effusi pleura.
e. Diskusikan dengan pasien mengenai penggobatan
yang dilakukan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar