Rabu, 09 Januari 2013

ASKEP TBC



ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS
A.    DEFINISI
Tuberkulosis adalah infeksi saluran napas bawah yang  disebabkan oleh mikroorganisme Mycobakterium Tuberkulosis yang biasa ditularkan melalui inhalasi, parenkim ludah ( droplet) orang ke orang.
B.     ETIOLOGI
Penyebab TBC adalah bakteri Yaitu Mycobacterium Tuberkulosis. Bentuk dan sifat Mycobacterium Tuberculosis adalah :
a.       Bentuk batang : 1-4 um
b.      Tebal : 0,3 – 0,6 um
c.       Kuman lebih tahan asam, gangguan kimia serta gangguan fisik
d.      Dapat hidup dalam udara kering dan udara dingin dan bersifat tidak aktif
e.       Sebagai parasit intrasel ( dalam sitoplasma makrofag )
f.       Bersifat aerob

C.    ANATOMI PATOLOGI
Bila seseorang yang belum pernah terapar oleh tuberkulosa menghirup cukup banyak basil tuberkel dalam alveoli maka terjadi infeksi tuberkulosis. Reaksi tubuh terhadap basil tuberkel tergantung pada kerentanan orang tesebut, besarnya dosis yang masuk dan virulensi. Peradangan terjadi dalam alveoli (parenkim paru) dan pertahanan tubuh alami berusaha melawan infeksi itu. Makrofag menanngkap mikroorganisme lalu dibawa ke sel T. Proses radang dan reaksi sel menghasilkan sebuah nodul pucat kecil yang disebut tuberkel primer dibagian tengah nodul terdapat basil tuberkel, Bagian luar mengalami fibrosis, bagian tengahnya kekurangan makanan dan mengalami nekrosis.
Proses ini dikenal sebagai pengkejuan. Bagian nekrotik tengah ini dapat mengapur ( kalsifikasi ) atau mencair. Materi cair ini dapat dibatukkan keluar meninggalkan rongga ( kaverne ) dalam parenkim paru tampak pada foto thorak.
D.    PATOFISIOLOGI
Mycobacterium tuberkulosa masuk melalui saluran pernafasan kemudian masuk paru – paru dibagian alveoli. Di alveoli terjadi proses peradangan. Bila peradangan meluas ( mengalami infiltrasi ) maka terjadi nekrosis jaringan paru yang nantinya menyebabkan kerusakan membrane alveoli.
Dari proses peradangan tersebut menghasilkan peningkatan produksi sekret sehingga sekret tadi dapat menumpuk di bronkus dan mengganggu proses pernafasan.
Gambar 2. 1 Penampang Paru TB
Dengan adanya sekret maka terjadi perangsangan untuk batuk. Bila terlalu banyak maka batuk juga meningkat dan terjadi distensi abdomen dan menyebabkan mual muntah, anoreksia. Terjadi proses peradangan akan menyebabkan dikeluarkanya zat pirogen yang mempengaruhi hipotalamus dan menyebabkan kerusakan control  suhu sehingga tubuhnya panas atau  hipertermi. Dengan adanya sekret yang meningkat dapat merangsang pengeluaran batuk dimana batuk tersebut menyebabkan keluarnya Mycobacterium Tuberkulosis ke udara bebas dan hal itu merupakan resiko tinggi infeksi.














   PATHWAYS

 

 
















E.     MANIFESTASI KLINIS
Keluhan yang dirasakan penderita TB bermacam – macam atau tanpa keluhan sama sekali. Keluhan yang bantak adalah:
a.      Demam
Dapat menyerupai demam infulenza. Tapi kadang-kadang panas badan mencapai 40-41 derjad C.
b.      Batuk
Batuk terjadi karena iritasi bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering ( non produktif ) kemudian setelah timbul peradanagn menjadi produktif ( menghasilkan sputum ).  Keadaan yang lanjut adalah batuk berdarah ( haemaptoe ) karena ada pembuluh darah yang pecah.
c.       Sesak nafas
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut,  dimana infiltrasinya sudah sebagian paru – paru.
d.       Nyeri dada
Nyeri dada timbul bila infiltrasi sudah ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e.       Malaise
Gejala malaise yang sering ditemukan berupa : anoreksia, badan makin kurus, ( BB terus menurun), sakit kepala, nyeri otot, berkeringat pada malam hari.


F.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.       Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar kapiler
b.      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental / sekret darah, kelemahan, upaya batuk dan oedema laring / trakhea 
c.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan keletihan, anoreksia dan dipsnea.
d.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi
e.       Kurang pengetahuan berhubunagn denagn kurang informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan perawatan di rumah
G.    PENGKAJIAN FOKUIS
a.       Aktifitas dan istirahat
Gejala : kelelahan dan kelemahan umum, napas pendek karena kerja, kesulitan tidur malam hari , menggigil dan berkeringat.
Tanda : takikardi, takipnea, kelelahan otot, nyeri dan sesak ( tahap lanjut )
b.      Integritas ego
Gejala : Adanya / faktor stress lama, masalah keluarga, rumah, perasaan tidak berdaya / tak ada harapan
Tanda : Menyangkal (tahap dini ), ansietas, ketakutan mudah tersinggung.
c.       Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia, penurunan BB.
Tanda : turgor kulit buruk kering / bersisik, kehilangan otot / kehilangan otot subkutan
d.      Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri dada meningkat karena batuk berulang
Tanda : Berhati – hati pada area yang sakit, distraksi , ansietas
e.       Pernapasan
Gejala : batuk produktif atau tidak produktif nafas pendek
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, pengembangan napas tak simetri, perkusi pekak dan penurunan fremitus, bunyi napas tubulus, dan atau bisikan pektoral, diatas lesi luas, krekels tercatat, diatas apex, paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek, karakterisrik sputum hijau / purulen, mukosa kuning, bercak darah.
f.       Keamanan
Gejala: Adanya kondisi penekanan umum
Tanda: demam rendah/akut
g.      Interaksi Sosial
Gejala: Perasaan isolasi karena penyakit menular, perubahan pola biasa dalam tanggumg jawab, perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran. 
h.      Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala: Riwayat keluarga TB, status kessehatan buruk, gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
Pertimbangan:  DRG  menunjukkan rata-rata lama dirawat 66 hari.
Rencana pemulangan: memerlukan bantuan dengan gangguan/ dalam terapi obat dan bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/ perawatan rumah.  
H.    FOKUS INTERVENSI
1        Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar kapiler
Tujuan:
§  Pasien melaporkan tidak adanya atau penuurunan dispnea
§  Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan     adekuat dengan GDA dalam keadan  normal.
§  Bebas dari gejala distres pernapasan
Intervensi:
§  Tingkatkan tirah baring, batasi aktivitas, dan bantu aktivitas diri sesuai kebutuhan.
§  Kolaborasi untuk pemberian oksigen
2        Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret atau sekret darah, kelemahan, upaya batuk, edema trakhea atau  laring
Tujuan:
§  Mempertahankan jalan napas pasien
§  Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
§  Menunjukan perilaku untuk memperbaiki / mempertahankan jalan napas.
§  Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas kemampuan dan situasi.
Intervensi:
§  Kaji fungsi pernapasan. Contoh: bunyi napas, kecepatan, irama, kedalaman.
§  Catat kemampuan mengeluarkan mukosa atau batuk efektif, catat karakter jumlah sputum, adanya hemoptisis.
§  Posisikan pasien semifowler. Bantu pasien untuk batuk dan latihan napas dalam.
§  Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea, penghisapan sesuai keperluan
§  Pertahankan masukan cairan 1500 ml/hari
§  Kolaborasi untuk: lembabkan oksigen / udara inspirasi dan beri obat-obatan sesuai indikasi ( isoniazid, rifampisin, tirazinamid, etambutol, para amino salisilik / PAS )
3        Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan keletihan, anoreksia, dan dispnea
Tujuan:
§  Pasien akan mempertahankan status nutrisi yang adekuat
§  Berat badan stabil dalam batas normal
Intervensi:
§  Dapatkan berat badan saat masuk dan pantau setiap hari
§  Kaji status nutrisi pada dasar reguler
§  Pantau presentasi makanan yang di makan
§  Pertahankan diit tinggi protein dan tinggi karbohidrat dengan frekuensi sedikit tapi sering
§  Berikan makan dalam posisi fowler tinggi untuk mengurangi kelelahan
§  Anjurkan orang terdekat untuk membawakan makanan kesukaan pasien
4        Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan perawatan di rumah
                                    Tujuan:
Pasien memperlihatkan peningkatan tingkat pengetahuan mengenai perawatan diri, mengungkapkan prinsip-prinsip yang menandakan pengertian tentang penatalaksanaan perawatan diri.
Intervensi:
§  Kaji tingkat pengertian pasien tentang proses penyakit
§  Jelaskan sifat penyakit dan tujuan pengobatan serta prosedur
§  Jelaskan pentingnya higienis dan mencuci tangan yang baik
§  Jelaskan pentingnya mempertahankan isolasi pernapasan sampai tingkat pengobatan tercapai.
§  Jelaskan pentingnya perawatan jalan yang berkelanjutan
5.      Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigenasi untuk aktivitas.
Kriteria Hasil
- Memperagakan metoda batuk, bernafas dan penghematan energi yang efektif
- Mengidentifikasikan tingkat aktivitas yang realistis untuk dicapai/ dipertahankan.
Pengkajian Fokus.
- Intoleransi aktivitas kehidupan sehari-hari dan respon fisiologi terhadap aktivitas, misal : frekuensi nadi, tekanan darah, pernafasan
- Faktor pemberat (lingkungan atau emosional)
Intervensi:
1.      Jelaskan aktivitas dan faktor yang meningkatkan kebutuhan oksigen
a.       Merokok
b.      Suhu eksterm
c.       Berat badan berlebih
d.      Stress
2.      Siapkan klien dengan ide-ide untuk penghematan energi :
a.       Duduk bila memungkinkan saat melakukan mandi
b.       Membuat jarak aktivitas sepanjang hari.
c.       Menjadwal periode istirahat yang cukup.
d.      Selang seling antara tugas yang mudah dan sulit.
1.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  b. d anoreksia
Tujuan perawatan: pasien menunjukkan nutrisi adekuat
Intervensi:
a.       Berikan perawatan oral sesering mungkin, buang sekret, berikan tempat khusus untuk sekali pakai dan tisu.
b.      Auskultasi bunyi usus.
c.       Dorong periode istirahat selama 1 jam sebelum dan sesudah makan.  Berikan porsi kecil tapi sering.
d.      Hindari makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat.
e.       Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin.
Timbang berat badan sesuai indikasi

Tidak ada komentar: