ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN KARSINOMA PARU
A.
PENGERTIAN
Karsinoma paru adalah tumor malignan yang timbul diepitelium bronchial,
angka bertahan hidupnya rendah karena menyebar ke limpatik regional sampai
terdiagnosa
B.
ETIOLOGI
Seperti kanker yang lain, penyebab kanker paru yang pasti belum
diketahui, tetapi pajanan / inhalasi berkepanjangan suatu zat karsinogenik
merupakan faktor penyebab utama adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh yang
menurun, genetik dll. Faktor Predisposisi anatara lain rokok, polusi udara.
Jenis pekerjaan, faktor paru ( fibrosis, benda asing, granuloma dan
tuberkulosis )
C.
PATOLOGI ANATOMI
v SCLC ( Small Cell Lung Cancer )
Disebut juga Dat Cell Carsinoma, karena bentuknya
mirip dengan biji gandum. Sel kecil ini cenderung berkumpul disekeliling
pembuluh darah halus menyerupai pseudoroset.
Gambar 6.1
Small Cell Lung Carsinoma
v NSCLC ( Non Small Cell Lung Cancer )
Karsinoma sel skuamosa berciri khas proses
keratinisasi dan pembentukan bridge intraseluler. Study sitologi memperlihatkan
perubahan yang nyata dari displasia skuamosa insitu.
Gambar 6.2
Non Small Cell Lung Carsinoma
v Adenokarsinoma
Khas dengan bentuk formasi glandular dan
kecenderungan ke arah pembentukan konfigurasi papilar. Tumbuh dari bekas
kerusakan jaringan paru ( skar )
v Karsinoma Bronkoalveolar
Merupakan sub tipe adenokarsinoma. Sel ini mengikuti
permukaan alveolar tanpa menginvasi / merusak jaringan paru.
v Karsinoma Sel Besar
Sel ini termasuk NCSLC, tetapi tidak ada gambaran
diferensiasi skuamosa / glandular, sel bersifat aplastik, tidak
berdiferensiasi, biasanya disertai oleh infiltrasi sel neutrofil.
Gambar 6.3
Carsinoma Paru
D.
PATOFISIOLOGI
Terjadinyakanker paru didasari
oleh tampilnya gen supresor dalam genom ( onkogen ). Adanya inisiator mengubah
gen supresor tumor dengan cara menghilangkan ( delesi/ del 0 atau penyisipan (
insert/ Ins ) sebagian susunan pasangan biasanya, tampilnya gen erb B1 atau erb
B2 berperan dalam anti aportosis ( mekanisme sel untuk mati secara alamiah –
programmed cell death .
Gambar 6.4 Thoraco Broncial
Carsinoma
Perubahan tampilan gen kasus ini
menyebabkan sel sasaran, dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker
dengan sifat pertumbuhan yang autonom. Rokok selain sebagai inisiator, Juga
merupakan promotor dan progresor, dan rokok diketahui sangat berkaitan (
terbesar ) dengan terjadinya kanker par. Denagn demikian kanker merupakan
penyakit genetic tang pada permulaan terbatas pada sel sasaran, kemudian
menjadi agresif pada jaringan sekitarnya, bahkan mengenai organ lain.
Gambar 6.5 Thoraco Bronchial
Caschema
Pathway
E. MANIFESTASI KLINIS
Ca paru mempunyai gejala yang bervariasi tergantung letaknya.
1.
Central
Batuk, karena iritasi intra bronkial
Esak nafas karena obstruksi bronkial.
Nyeri dada,
Bising mengi
Batuk darah karena ruptur kapiler intrabronkial
Demam
2.
Perifer
Umumya tidak menimbulkan gejala sumbatan pada paru tetapi menimbulkan
keluhan seperti batuk dan nyeri dada karena gesekan pleura parietal dengan
dinding dada
F.
FOKUS PENGKAJIAN
o
Aktifitas
/ istirahat
Tanda : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan
kebiasaan rutin, dispneu karena aktifitas
o
Sirkulasi
Gejala : JVD ( Obstruksi vena cava ), bunyi jantung:
gesekan perikardial, takikardi atau disritmia, jari tabuh
o
Integritas
Ego
Gejala : Perasaan takut, menolak kondisi yang berat
Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang
diulang-ulang
o
Eliminasi
Gejala : diare yang hilang timbul (
ketidakseimbangan hormonal , karsinoma sel kecil ), peningkatan frekuensi urin
( ketidakseimbangan normal )
o
Makanan /
Cairan
Gejala : penurunan BB, nafsu makan buruk, kesulitan
menelan, haus
Tanda : kurus, kerempeng, edema wajah / leher, dada,
punggung, glukosa dalam urin.
o
Nyeri /
Kenyamanan
Gejala : nyeri dada, nyeri bahu, nyeri tulang sendi
( erosi kertilago sekunder terhadap peningkatan hormon pertumbuhan ), nyeri
abdomen hilang timbul.
o
Pernafasan
Gejala : batuk ringan, produksi sputum, nafas
pendek, serak, paralisis pita suara, riwayat merokok.
Tanda : Dispneu akan meningkat dengan kerja,
peningkatan fremitus taktil, crakles atau mengi pada inspirasi atau ekspirasi,
hemoptisis.
o
Keamanan
Tanda : Demam pada adenokarsinoma, kemerahan, kulit
pucat.
o
Seksualitas
Tanda : ginekomastia, amenorea / impoten (
ketidakseimbangan hormonal )
o
Penyuluhan
/ pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga, kegagalan untuk
membaik
Pemeriksaan Diagnostik
v Sinar X ( PA dan lateral ), Tomography dada :
menggambarkan bentuk ukuran dan lokasi lesi.
v Pemeriksaan sitologi ( sputum, pleural atau nodus
limfe ) : dilakukan untuk mengkaji adanya tahap karsinoma
v Bronkoskopi serat – optik : memungkinkan
visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan sitologi lesi
v Biopsi : dapat dilakukan pada nodus scalen, nodus
limfe hilus, atau pleura untuk membuat diagnosa
v Mediatinoskopi
v Scan radioisotop
v Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
v Tes kulit, jumlah absolut limfosit : untuk evaluasi
kompetensi imun
v Scan tulang : untuk deteksi metastasis
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1
Gangguan
pertukaran gas berhubbungna dengan kerusakan alveoli, hipoventilasi, penurunan
kapasitas paru.
2
Bersihan
jaln nafas tidak efektif berhubungn denagn peningkatan sekresi
3
Nyeri
akut berhubungan dengan invasi tumor
4
Ansietas
berhubungan denhgan situasi krisis parubahan status kesehatan, ancman kematian
H.
INTERVENSI
1
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli, hipoventilasi, penurunan
kapasitas paru.
Kriteria hasil : menunjukkan
perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang
normal, bebas gejala distress pernafasan
Intervensi :
a. Catat frekuensi, kedalaman dan
kemudahan pernafasan
b. Observasi penggunaan otot bantu,
nafas bibir, perubahan kulit atau membran mukosa
c. Auskultasi paru untuk gerakan
udara dan bunyi nafas tak normal
d. Pertahankan kepatenan jalan nafas
pasien dengan memberikan posisi, penghisapan dan penggunaan alat
2
Bersihan
jaln nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi
Kriteria hasil : menunjukkan
patensi jalan nafas dengan cairan sekret mudah dikeluarkan, bunyi nafas jelas
dan pernafasan tak bising
Intervensi :
a. Auskultasi dada untuk karakter
bunyi nafas dan adanya sekret
b. Bantu pasien untuk latihan nafas
dalam efektif dan batuk dengan posisi duduk tinggi dan menekan daerah insisi.
c. Observasi jumlah dan karakter
sputum
d. Dorong masukan cairan per oral
e. Kolaborasi : Bantu pasien dengan
IPPB, spirometri insentif, meniup botol, drainase postural / perkusi sesuai
indikasi, gunakan oksigen humidifikasi / nebulizer ultrasonik dan berikan
bronkodilator, ekspektoran atau analgesik sesuai indikasi
3
Nyeri
akut berhubungan dengan invasi tumor
Kriteria Hasil : Melaporkan nyeri
hilang atau terkontrol, tampak rileks, tidur atau istirahat dengan baik,
berpartisispasi dalam aktifitas yang diinginkan.
Intervensi :
a. Tanyakan pasien tentang nyeri,
skala, frekuensi, lamanya dan penyebaran.
b. Catat kemungkinan penyebab nyeri
patofisiologi dan fisiologi
c. Bantu aktivitas diri dan ambulasi
d. Jadwalkan periode istirahat dan
lingkungan yang tenang
4
Ansietas
berhubungan denhgan situasi krisis parubahan status kesehatan, ancman kematian
Kriteria hasil : Menunjukkan
rentang perasaan yang tepat dan penampilan wajah tampak rileks.
Intervensi :
a. Evaluasi tingkat pemahaman pasien
/ orang terdekat tentang diagnosa
b. Dorong pasien untuk
mengekspresikan perasaan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
dan jawab dengan jujur
d. Akui rasa takut atau masalah
pasien
e. Terima penyangkalan pasien tetapi
jangan dikuatkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar