Rabu, 09 Januari 2013

ASKEP TRAUMA SALURAN KEMIH


TRAUMA PADA SALURAN KEMIH


TRAUMA BLADDER

Definisi

Trauma tumpul atau penetrasi perlukaan pada bladder yang mungkin dapat/tidak dapat menyebabkan ruptur bladder. Trauma bladder sering berhubungan dengan kecelakaan mobil saat sabuk pengaman menekan bladder, khususnya bladder yang penuh.

Etiologi dan faktor resiko

Kandung kencing yang penuh dengan urine dapat mengalami rupture oleh tekanan yang kuat pada perut bagian bawah. Cidera ini umumnya terjadi karena pemakaian sabuk pengaman pada klitis.
Manifestasi klinik
Trauma bladder selalu menimbulkan nyeri pada abdomen bawah dan hematuria. Jika klien mempunyai riwayat trauma pada abdomen, itu merupakan faktor predisposisi trauma bladder. Klien dapat menunjukkan gejala kesulitan berkemih.
Test diagnostik  pada trauma bladder meliputi IVP dengan lateral views atau CT scan saat bladder kosong dan penuh, atau csytogram. Jika darah keluar dari meatus, disrupsi uretral mungkin telah terjadi. Pada kasus ini, klien tidak boleh dikateterisasi sampai dilitis.

Manifestasi klinik

Trauma bladder selalu menimbulkan nyeri pada abdomen bawah dan hematuria. Jika klien mempunyai riwayat trauma pada abdomen, itu merupakan faktor predisposisi trauma bladder. Klien dapat menunjukkan gejala kesulitan berkemih.
Test diagnostik  pada trauma bladder meliputi IVP dengan lateral views atau CT scan saat bladder kosong dan penuh, atau csytogram. Jika darah keluar dari meatus, disrupsi uretral mungkin telah terjadi. Pada kasus ini, klien tidak boleh dikateterisasi sampai disrupsi tersebut teratasi.

Manajemen medis

Tindakan pertama pada trauma bladder adalah insersi kateter foley atau kateter suprapubik untuk memonitor hematuria dan menjaga agar bladder tetap kosong sampai sembuh. Cidera karena contusio atau perforasi kecil dapat diperbaiki dengan pembedahan.

Manajemen keperawatan

Pengkajian terhadap klien yang dicurigai mengalami trauma bladder merupakan hal yang penting. Perawat harus selalu memonitor urine output klien untuk mengetahui jumlah atau adanya hematuria. Perawat harus mencatat penurunan urine output yang berhubungan dengan intake cairan klien. Insersi kateter harus dilakukan secara hati-hati pada klien yang dicurigai mengalami trauma bladder.

Manajemen keperawatan pada klien bedah

Pada pasien post operative, perawat harus mempertahankan drainase urine untuk mencegah tekanan pada jaritan kandung kemih. Karena klien memakai cateter uretra atau suprapubik maka penting diberikan informasi kepada klien tentang perawatan kateter. Kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya harus ditingkatkan sehingga mampu merawat dirinya di rumah. Rujuk untuk perawatan setelah keteter dicabut. Berikan pula informasi mengenai latihan untuk memulihkan fungsi otot-otot kandung kemih.

TRAUMA URETRA

Uretra, sama seperti bladder, dapat mengalami cidera/trauma karena fraktur pelvic. Terjatuh dengan benda membentur selangkangan (stradle injury) dapat menyebabkan contusio dan laserasi pada uretra. Misalnya saat jatuh dari sepeda. Trauma dapat juga terjadi saat intervensi bedah. Luka tusuk dapat pula menyebabkan kerusakan pada uretra.

Kerusakan uretra ini diindikasikan bila pasien tidak mampu berkemih, penurunan pancaran urine, atau adanya darah pada meatus. Karena kerusakan uretra, saat urine melewati uretra, proses berkemih dapat menyebabkan ekstravasasi saluran urine yang menimbulkan pembengkakan pada scrotum atau area inguinal yang mana akan menyebabkan sepsis dan nekrosis. Darah mungkin keluar dari meatus dan mengekstravasasi jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan ekimosis. Komplikasi dari trauma uretra adalah terjadinya striktur uretra dan resiko impotent. Impotensi terjadi karena corpora kavernosa penis, pembuluh darah, dan suplay syaraf pada area ini mengalami kerusakan.

Penatalaksanaan trauma uretra meliputi pembedahan dengan pemakaian kateter uretra atau suprapubik sebelum sembuh, atau pemasangan kateter uretra/suprapubik dan membiarkan urethra sembuh sendiri selama 2 – 3 minggu tanpa pembedahan. Selama periode tersebut pasien dimonitor untuk terjadinya infeksi atau ekstravasasi urine.

TRAUMA URETER
Lokasi ureter berada jauh di dalam rongga abdomen dan dilindungi oleh tulang dan otot, sehingga cidera ureter karena trauma tidak umum terjadi. Cidera pada ureter kebanyakan terjadi karena pembedahan. Perforasi dapat terjadi karena insersi intraureteral kateter atau instrumen medis lainnya. Luka tusuk dan tembak juga dapat juga membuat ureter mengalami trauma. Dan meskipun tidak umum, tumbukan atau decelerasi tiba-tiba seperti pada kecelakaan mobil dapat merusak struktur ureter. Tindakan kateterisasi ureter yang menembus dinding ureter atau pemasukan zat asam atau alkali yang terlalu keras dapat juga menimbulkan trauma ureter.

Trauma ini kadang tidak ditemukan sebelum manifestasi klinik muncul. Hematuria dapat terjadi, tapi indikasi umum adalah nyeri pinggang atau manifestasi ekstravasasi urine. Saat urine merembes masuk ke jaringan, nyeri dapat terjadi pada abdomen bagian bawah dan pinggang. Jika ekstravasasi berlanjut, mungkin terjadi sepsis, ileus paralitik, adanya massa intraperitoneal yang dapat diraba, dan adanya urine pada luka terbuka. IVP dan ultrasound diperlukan untuk mendiagnose trauma ureter ini. Pembedahan merupakan tindakan utama untuk memperbaiki kerusakan, mungkin dengan membuat anastomosis. Kadang-kadang prosedur radikal seperti uterostomy cutaneus, transureterotomy, dan reimplantasi mungkin dilakukan.










PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pada dasarnya pengkajian yang dilakukan menganut konsep perawatan secara holistic. Pengkajian dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan.  Pada kasus ini akan dibahas khusus pada sistim tubuh yang terpengaruh :
1.      Ginjal (Renal)
Kemungkinan Data yang diperoleh :
·         Oliguria (produksi urine kurang dari 400 cc/ 24jam)
·         Anuria (100 cc / 24 Jam
·         Infeksi (WBCs  , Bacterimia)
·         Sediment urine mengandung : RBCs ,
2.      Riwayat sakitnya dahulu.
·         Sejak kapan muncul keluhan
·         Berapa lama terjadinya hipertensi
·         Riwayat kebiasaan, alkohol,kopi, obat-obatan, jamu
·         Waktu kapan terjadinya nyeri kuduk dan pinggang
3.      Penanganan selama ada gejala
·         Kalau dirasa lemah atau sakit apa yang dilakukan
·         Kalau kencing berkurang apa yang dilakukan
·         Penggunaan koping mekanisme bila sakit
4.      Pola : Makan, tidur, eliminasi, aktifitas, dan kerja.
5.      Pemeriksaan fisik
·         Peningkatan vena jugularis
·         Adanya edema pada papelbra dan ekstremitas
·         Anemia dan kelainan jantung
·         Hiperpigmentasi pada kulit
·         Pernapasan
·         Mulut dan bibir kering
·         Adanya kejang-kejang
·         Gangguan kesadaran
·         Pembesaran ginjal
·         Adanya neuropati perifer
6.      Test Diagnostik
·         Pemeriksaan fungsi ginjal, kreatinin dan ureum darah
Menyiapkan pasien yang akan dilakukan Clearens Creatinin Test (CCT) adalah:
·         Timbang Berat badan dan mengukur tinggi badan
·         Menanmpung urine 24 jam
·         Mengambil darah vena sebanyak 3 cc (untuk mengetahui kreatinin darah)
·         Mengambil urine 50 cc.
·         Lakukan pemeriksaan CCT dengan rumus :

Vol. Urine [cc/menit x Konsentrasi kreatinin urine (mg %)}
Kreatinin Plasma (mg %)

·         Persiapan Intra Venous Pyelography
·         Puasakan pasien selama 8 jam
·         Bila perlu lakukan lavemen/klisma.

DIAGNOSA PERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL (Post operatif)
1.      Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya stoma, aliran/rembesan urine dari stoma, reaksi terhadap produk kimia urine.
2.      Gangguan body image berhubungan dengan adanya stoma, kehilangan kontrol eliminasi urine, kerusakan struktur tubuh ditandai dengan menyatakan perubahan terhadap body imagenya, kecemasan dan negative feeling terhadap badannya.
3.      Nyeri berhubungan dengan disrupsi kulit/incisi/drains, proses penyakit (cancer/trauma), ketakutan atau kecemasan ditandai dengan menyatakan nyeri, kelelahan, perubahan dalam vital signs.
4.      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan inadekuatnya pertahanan tubuh primer (karena kerusakan kulit/incisi, refluk urine).
5.      Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan trauma jaringan, edema postoperative ditandai dengan urine output sedikit, perubahan karakter urine, retensi urine.
6.      Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur body dan fungsinya, response pasangan yang tidak adekuat, disrupsi respon seksual misalnya kesulitan ereksi.
7.      Deficit pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kehilangan kemampuan untuk menangkap informasi, misinterpretasi terhadap informasi ditandai dengan menyatakan miskonsepsi/misinterpretasi, tidak mampu mengikuti intruksi secara adekuat.


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama        : Ny. SI                                                                                                                              Hari / Tanggal : Rabu, 16 Mei  2001
Dx medis  :  Trauma Ureter  post Neoimplantasi Ureter
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

T U J U A N

INTERVENSI

RASIONAL
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya stoma, aliran/rembesan urine dari stoma, reaksi terhadap produk kimia urine.

Data Subyektif :
·         Klien mengatakan : Kapan selang saya dicabut dan lukanya dapat capat sembuh karena ingin mandi bebas selama ini hanya dilap dgn whaslap.
·         Banyak berkeringat & membuat badan tdk enak & gatal-gatal.
·         Posisi tidur tdk enak krn ada luka operasi & selang.
Data Obyektif :
·         Terpasang tube difiksasi ke tempat tidur.
·         Luka jahitan berjumlah 15 jahitan
·         Jumlah cairan  yg keluar 200cc.
·         Badan masih ikterus terutama sklera mata.
·         Posisi tidur/ istirahat semifowler dan ber sandar di tempat tidur diganjal dgn bantal.
·         Luka Operasi tdk tampak tanda-tan da infeksi.
Tujuan :
Klien bebas dari resiko kerusakan integritas kulit.
Kriteria :
  • Luka operai sembuh tanpa komplikasi.
  • Tidak ada iritasi pada daerah tempat pemasangan drain
  • Kulit Pasien utuh
  • Tidak ada tanda – tanda infeksi pada kulit.
1.       Cek Drain  dan luka insisi, upayakan agar aliran bebas/lancar .


2.       Observasi warna dan sifat drainase.


3.       Pertahankan posisi selang drainase tube di tempat tidur
4.       Atur posisi  semi fowler

5.       Observasi sedakan,   distensi abdomen,  Batuk.


6.       Ganti pakaian klien, higiene kulit, disekitar luka insisi.

7.       Anjurkan Pasien untuk miring kiri dan kanan setiap 2 jam


KOLABORASI :
1.       Beri antibiotik sesuai indikasi.

2.       Monitor hasil lab: Contoh : Leukosit






1.       Pemasangan drain untu mengeluarkan sisa-sisa cairan  Koreksi posisi untuk mencegah akumulasi cairan dalam tubuh.
2.       Drainase berisi darah dan sisa darah selama hari – hari pertama post pembedahan.
3.       Mempertahankan tetap lancarnya aliran dan mencegah  pembentukan lumen
4.       Mempermudah aliran em pedu

5.       Lepasnya draine dapat menyebabkan iritasi dan  komplikasi yg serius .

6.       Menjaga kebersihan kulit disekitar insisi dapat mening katkan perlindungan kulit ter hadap ulserasi.

7.       Mencegah terjadinya kerusakan integritas kulit.


·         Untuk mengurangi infeksi atau abses
·         Peningkatan leukosit sebagai gambaran adanya proses imflamasi contoh abses atau terjadinya peritonitis.




RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama        : Ny. SI                                                                                                                              Hari / Tanggal : Rabu, 16 Mei  2001
Dx medis  :  Trauma Ureter  post Neoimplantasi Ureter
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

T U J U A N

INTERVENSI

RASIONAL
Kurang pengetahuan tentang kondisi prog nosa dan kebutuhan pengobatan, sehubu ngan dgn : kurangnya informasi.
Data subyektif :
klien menyatakan bahwa tdk mengerti ttg proses penyakit, prosedur pembe-dahan & pengoba-tan karena tdk ada yg memberi tahu, dan dokter memberi tahu bahwa saya harus operasi.
Data Obyektif :
Klien banyak Tanya, cemas

·         Secara verbal me ngerti akan proses penyakit, pengoba tan dan prognosis pembedahan.
·         Melakukan koreksi thd prosedur yang penting & menjelaskan reaksi dr tindakan.
·         Menilai perubahan gaya hidup dan ikut serta dalam pengobatan

1.       Kaji ulang  pada klien ttg pengetahuan  pro- ses penyakit , prosedur pembedahan , prog- nosa.

2.       Ajarkan perawatan insisi atau membersihkan luka .

3.       Anjurkan agar Draine dan kantong urobag  jangan diangkan dan  beri penjelasan untuk mencatat volueme dlm kantong dan catat pengeluarannya.

4.       Identifikasi tanda/ gejala : urine keruh, warna drainase..

5.       Kaji ulang keterbatsan aktifitas, tergantung situasi individu. Kaji ulang  pada klien ttg pengetahuan  pro- ses penyakit , prosedur pembedahan , prog- nosa.

6.       Anjurkan klien utk men-catat dan menghindari makanan yg dpt me-nyebabkan deare.





1.       Beri pengetahuan dasar pada klien sehingga klien dapat memilih imformasi yang dibutuhkan.

2.       Akan mengurangi keterganungan dalam perawatan, dan menurunkan resiko komplikasi.
3.       Menurunkan resiko aliran balik pada slang Drain dan urine . Memberi informasi ttg  status cairan .


4.       Merupakan indikai sumba-tan saluran empedu/ ggn degestif, dpt digunakan utk evaluasi & intervensi

5.       Kebiasaan aktifitas dapat dimulai lagi secara normal dalam waktu 3 – 5 hari setelah pembedahan


                                                                                                                                               


                                                                        RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN       
Nama        : Ny. SI                                                                                                                              Hari / Tanggal : Rabu, 16 Mei  2001
Dx medis  :  Trauma Ureter  post Neoimplantasi Ureter


DIAGNOSA
KEPERAWATAN

T U J U A N

INTERVENSI

RASIONAL
Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang Dari Kebutuhan Tubuh sehubungan dengan  intake yang tidak adekuat.
Data Subyektif :
Pasien mengeluh nafsu makan kurang suka melihat makanan
Data Obyektif.
Klien Nampak Lemah, Tidak makan nasi yang disiapkan.

Tujuan :
Status Nutrisi Pasien Dipertahankan Dalam batas normal
Kriteria:
-. Pasien menghabiskan porsi makanan yang disiapkan
-. Tidak mengeluh mual dan muntah
-.  Tidak mengeluh pusing
  1. Beri makanan sesuai dengan kebutuhan dan kesukaannya.
  2. Observasi jumlah makanan yang terkonsumsi
  3. Beri penjelasan pada pasien tentang nutrisi yang dibutuhkan dan kegunaannya.
  4. Sajikan menu yang menarik
  5. Kolaborasi dengan medis tentang keluhan untuk mendapatkan infus.,obat anti mual,     obat penambah nafsu makan.
  6. Lakukan cek BB tiap 3 hari

Kegagalan asupan nutrisi dapat terjadi akibat maknan yang dihidangkan tidak sesuai dengan kebutuhan dan kesukaan.
Untuk memastikan cukupnya asupan makanan peroral

Pengetahuan akan membantu meningkatkan toleransi pasien terhadap kebutuhan yang ada

Merangsang nafu makan klien

Mengatasi  kegagalan asupan makanan peroral




Mengetahui perkembangan status nutrisi



Asuhan Keperawatan Trauma ureter Pada Klien Ny. SI.,
 di Ruang Bedah A RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Nama Mahasiswa                  : Subhan
Tempat Praktek                    : Ruang Bedah A RSUD  Dr Soetomo Surabaya
Tanggal                                  : 14 – 18 Mei  Mei 2001


Pengkajian

  1. IDENTITAS
Nama                     : Ny. SI                                   Tanggal MRS : 7 - Mei - 2001
Umur                     : 38  Tahun                              Diagnosa Medik : Trauma ureter
Jenis Kelamin        : Perempuan                                           Post Neoimplantasi ureter 
Suku / bangsa        : Jawa / Indonesia
Pekerjaan               :  -
Agama                   : Islam
Pendidikan                        :
Alamat                  : Lamongan
Alasan Dirawat        : Sejak Januari 2001 ngompol teru sampai  masuk rumah sakit.n
Keluhan Utama        : Saat pengkajian tidak ada keluhan yang spesifik, hanya klien menge bertanya kapan slangnya dicabut
Sebelumnya              :  Nyeri pada tempat pemasangan drain dan tempat insisi
 Upaya yg Dilakukan: Ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Therap/Operasi        : Therapi sebelumnya pasien lupa. Hysteroctomi November 2001

  1. RIWAYAT KEPERAWATAN (nursing History)

            Riwayat Penyakit Sebelumnya

Perdarahan  yang banyak setelah partus..

            Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak dioperasi bulan November 2000, pasien mengeluh terus ngompol. Sehari ganti pemperes 6-8 kali. Mulanya pasien merasa tidak apa – apa karena akan ada pemulihan nanti. Karena berlangsung terusm enerus klien menjadi stress dan pergi memeriksakan diri dan dianjurkan untuk dirawat dan mengalami pembedahan lagi.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga. Keluarga dalam keadaan sehat – sehat saja

            Keadaan Kesehatan Lingkungan

Klien mengatakan rumahnya sederhana tetapi bersih. Mandi Dikamar mandi menggunakan air sumur. Jarak rumah tinggal  berdekatan. Ada selokan didepan rumah. Kalau hujan sering meluap

            Riwayat Kesehatan lainnya  : -

Alat Bantu Yang Digunakan : Klien tidak menggunakan alat Bantu pendengaran. Menggunakan kaca mata baca . Tidak menggunakan gigi palsu.

 

  1. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
3.1.    Keadaan Umum
Tampak lemah sekali Banyak keringat, agak pucat. Tidur di tempat tidur dengan posisi terlentang. Tangan Kanan terpasang IVFD RL RL 20 tetes/menit. Terpasang drainase  dan katheter yang difiksasi  ditempat tidur 
3.2.    Tanda – Tanda Vital
Temperatur : 36 0C / Axilla, Nadi : 102 X/menit,   lemah dan kecil , Tensi 110/80 mmHg lengan kanan
RR : 20 Kali / menit

  1. BODY SYSTEMS
            Pernapasan ( B1 = Breathing)
Hidung            : Tidak ada perdarahan dan tidak ada secret, bentuk hidung normal
Trachea            :
Tidak ada Nyeri                      Tidak ada dispneu                   Tidak ada orthopneu
Tidak ada cyanosis                  Tidak ada batuk darah                        Napas Dangkal  (-)
Tidak ada retraksi dada          Tidak ada sputum                   Tracheotomi (-)
Suara Tambahan
Wheezing (-)               Ronchi (-)                    Rales (-)           Crackets (-)
Bentuk dada   : Simetris kiri dan kanan
             Cardiovaskuler (B2 = Bleeding)
Nyeri dada (-)             Pusing (+)                    Sakit Kepala (-)           Palpitasi (-)
Kram kaki (-)               Clubbing Finger (-)
Suara jantung  : Normal
Edema :
Palbera (-)                    Extremitas atas (-)                   Ascites (-)
Anasarka (-)                Extremitas Bawah (-) 
Tambahan :
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tangga 10  Mei 2001 :
Hb                               : 14,2 gr%
HT                               : 5000
Leukosit                      : 8,5
Trombo                        : 400.000
PCV                            : 0,48
Natrium                       : 140
Kalium                                    : 5,5 5
Kreatinin Serum          : 130
SGOT                          : 129
Gula darah Acak         : 119
            Persyarafan
Kesadaran       : Composmentis
GCS                :E (4), V(5), M (6)       Total Nilai : 15
Kepala dan wajah: Tidak ada kelainan
Mata
Sclera : Tidak Icterus              Pupil : Isokor              
Leher   : Tidak ada pembengkakan, Bentuk normal
Persepsi sensori:
Pendengaran   : Kiri : Normal             Kanan : Normal
Penciuman       : Dapat membaui (Normal)
Pengecapan     : Normal
Penglihatan     : Tidak ada gangguang penglihatan
Perabaan          : Normal
            Perkemihan – Eliminasi Uri (B4 = Ladder)
Produksi Urine            : 4200 cc/24 jam
Warna                          : Kuning teh
Terpasang douwer catheter .
            Pencernaan  - Eliminasi Alvi (B5 = Bowel)
Mulut dan tenggorokan          : Bersih tidak ada tanda radang dan kelainan
Abdomen                                : Tidak ada kelainan
Rectum                                    : Tidak dikaji
BAB                                        : 2 kali/hari,                             Konsistensi : Lembek
Obat Pencahar                         : Tidak
Diit                                          : Tinggi Kalori tinggi protein
Lain – lain :

Nafsu makan menurun karena mual

            Tulang – Otot – Integument
Kemampuan pergerakan sendiri          : bebas.
Tidak ada paree. Paralysis dan hemiparese
Extremitas  Atas dan bawah tidak ada kelainan
Tulang belakang tidak ada kelainan
Kulit                            : Warna kulit sawo matang                 Akral   : Dingin
Turgor kulit baik
            Sistim Endokrin
Tidak ada therapy hormonal
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fiik : Normal
Tidak ada kelaian dalam kaitan dengan sistim endokrin
            Sistim hemapoetik
Tidak ada riwayat mendapat transfusi darah
            Sistim reproduksi  : Tidak dikaji
            Psikososial
Harapan klien : klien mengharapkan agar penyakitnya cepat sembuh supaya dapat kembali ke sekolah . bekerja. Klien mematuhi semua anjuran petugas kesehatan yang merawatnya . Klien stress dengan penyakitnya.
Analisa Data

Karakteristik data
Kemungkinan Penyebab
Masalah
Data Subyektif :
·         Klien mengatakan : Kapan selang saya dicabut dan lukanya dapat capat sembuh karena ingin mandi bebas selama ini hanya dilap dgn whaslap.
·         Banyak berkeringat & membuat badan tdk enak & gatal-gatal.
·         Posisi tidur tdk enak krn ada luka operasi & selang.
Data Obyektif :
·         Terpasang tube difiksasi ke tempat tidur.
·         Luka jahitan berjumlah 15 jahitan
·         Jumlah cairan  yg keluar 200cc.
·         Badan masih ikterus terutama sklera mata.
·         Posisi tidur/ istirahat semifowler dan ber sandar di tempat tidur diganjal dgn bantal.
Luka Operasi tdk tampak tanda-tan da infeksi.
stoma,dan aliran/rembesan urine dari stoma

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
Data subyektif :
klien menyatakan bahwa tdk mengerti ttg proses penyakit, prosedur pembe-dahan & pengoba-tan karena tdk ada yg memberi tahu, dan dokter memberi tahu bahwa saya harus operasi.
Data Obyektif :
Klien banyak Tanya, cemas
kurangnya informasi.

Kurang pengetahuan tentang kondisi prog nosa dan kebutuhan pengobatan, sehubu ngan dgn :

Data Subyektif :
Pasien mengeluh mual, nafsu makan kurang
Data Obyektif.
Klien Nampak Lemah
Intake yang inadekuat
Kurang Nutrisi




Hari / Tanggal / Jam
Tindakkan
TTDPerawat